Pidato Megawati di HUT ke-52 PDIP: Pelurusan Sejarah dan Pemulihan Nama Baik Soekarno

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri
Facebook
WhatsApp

Jakarta, 10 Januari 2025 beritadigital.com.

– Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menyampaikan pidato penuh makna dalam perayaan HUT ke-52 PDIP yang digelar di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Dalam pidatonya, ia menyoroti pentingnya pelurusan sejarah terkait Presiden pertama RI, Soekarno, dan mengungkapkan rasa syukur atas pemulihan nama baik Bung Karno yang telah dilakukan oleh berbagai pihak.

Ucapan Terima Kasih kepada Presiden Prabowo dan MPR RI

Megawati mengawali pidatonya dengan menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto, yang telah merespons surat dari pimpinan MPR RI mengenai pemulihan nama baik Soekarno.

“Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah merespons surat pimpinan MPR RI terkait pemulihan nama baik Bung Karno sebagai Presiden RI pertama,” ujar Megawati.

Ia juga mengapresiasi MPR RI yang telah berupaya meluruskan sejarah dan membuktikan bahwa tuduhan pengkhianatan negara terhadap Soekarno, termasuk keterlibatannya dalam Partai Komunis Indonesia (PKI), adalah tidak benar.

“Karena itulah, ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya saya sampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia di mana pun kalian berada atas pelurusan sejarah Bung Karno tersebut,” tambah Megawati dengan penuh haru.

    Opps, No posts were found.

Kenangan Megawati: Momen Haru dalam Perjuangan Meluruskan Sejarah

Dengan nada emosional, Megawati mengenang perjalanan panjang mencari kejelasan tentang status Bung Karno setelah ditahan tanpa alasan yang jelas. Ia bercerita bagaimana keluarganya kebingungan saat Soekarno ditahan, tanpa ada satu pun pihak yang berani menjawab di mana keberadaannya.

“Beliau presiden tiba-tiba ditahan, gak tahu di Istana Bogor, ndak ada yang berani jawab,” ungkap Megawati.

Ia juga menekankan bahwa proses ini memakan waktu sangat lama, dan berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.

“Makanya saya bilang, jangan sampai ada orang Indonesia yang mau berkuasa lalu melakukan hal-hal seperti itu lagi. Kami menunggu keadilan selama setengah abad lebih,” tegasnya.

Megawati menyambut baik pemulihan nama baik Bung Karno, yang menurutnya menjadi bentuk penghormatan atas jasa besar sang proklamator bagi bangsa Indonesia. Ia menegaskan bahwa keluarga Soekarno telah memaafkan peristiwa kelam tersebut, dan menganggap langkah ini sebagai momentum rekonsiliasi nasional.

Komitmen MPR RI dalam Pemulihan Hak Soekarno

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, sebelumnya menyatakan bahwa MPR akan terus mengawal pencabutan Ketetapan MPR Nomor XXXIII/MPRS/1967, yang selama ini menjadi dasar tuduhan terhadap Soekarno.

Dengan pencabutan ketetapan ini, tuduhan terhadap Bung Karno resmi tidak berlaku. Selain itu, MPR juga berkomitmen memulihkan hak-hak Soekarno sebagai Presiden RI, termasuk fasilitas yang seharusnya didapatkan oleh presiden lainnya.

“Sosialisasi mengenai pencabutan ketetapan tersebut akan terus dilakukan sebagai bagian dari penghormatan kepada Soekarno,” ujar Bambang Soesatyo.

    Opps, No posts were found.

Momentum Rekonsiliasi Nasional

Megawati menegaskan bahwa pemulihan nama baik Soekarno bukan sekadar kemenangan bagi keluarga Soekarno, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Yang terpenting bagi keluarga dan kaum patriotik pecinta Bung Karno adalah rehabilitasi nama baik beliau sebagai proklamator bangsa, penggali Pancasila, dan Bapak Bangsa Indonesia,” tutup Megawati dalam pidatonya.

Pidato ini menjadi momen bersejarah dalam perayaan HUT ke-52 PDIP, di mana partai ini kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga warisan perjuangan Bung Karno dan memperjuangkan keadilan bagi rakyat Indonesia.

Redaksi beritadigital.com

POPULER MINGGU INI